Bapa sepertiMu 02

saat aku menangis di hari-hari terakhir ini, sahabat itu mengingatkanku,
"bukankah itu yang kau minta? bukankah kau harus membuktikan perkataanmu supaya Tuhan tau kau bisa dipercaya?"


aku hanya bisa terdiam.


aku ingin sekali datang pada Tuhan, lalu membatalkan perkataanku.
tapi selain karena gengsi (apa kata Tuhan??) :D ,
aku tidak ingin kehilangan pelajaran.


aku tau, aku sendiri yang memasukkan diriku ke dalam kesulitan.
aku sendiri yang menginginkan pelajaran2 ini.
aku sendiri yang ingin "dipaksa" untuk bertumbuh.


aku percaya bahwa orang2 luar biasa, memasukkan diri mereka dengan sengaja ke dalam kesulitan, supaya mereka berada di dalam medan pelatihan.
sama seperti cortez yang membakar semua kapalnya, supaya tidak ada jalan mundur saat dia mau menaklukkan mexico.
hanya ada 2 pilihan, menang atau mati.
dan aku tidak mau mati.
jadi satu2nya pilihan yang tersisa hanyalah, aku harus menang.
harus.


aku tau konsekuensi kegagalan yang aku hadapi.
tapi aku mau meregangkan kapasitasku.
karena bila aku berhenti bertumbuh, itu artinya aku sementara mati.
kalau aku tidak sementara maju, artinya aku sementara mundur.
tidak ada posisi stagnant dalam kerajaan Allah.


jadi begitulah...
begitulah ceritanya sampai aku bisa terjebak di situasi yang sulit ini. 
terjebak, menangis, berteriak, tapi tetap mendorong diriku maju, sekalipun harus terseok-seok.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know