Uang

aku sebenernya sedih.
aku merasa orang2 memang sulit untuk dipercayai.
apalagi keluarga.
mereka bukan orang yang tepat untuk ditemui jika aku membutuhkan pertolongan.
dan itu juga alasannya, mengapa aku lebih mempercayai keluarga rohaniku, daripada keluarga jasmaniku.


ku pikir, mereka sama sekali tidak tau apa itu keluarga. sigh.


bener kalimat bijak yang di-quote june di status fbnya kemaren.
uang tidak mengubah kita. uang hanya menunjukkan siapa diri kita yang sesungguhnya.


om gw yang ga punya kerjaan, yang dulu ga punya uang sama sekali, bahkan buat biayain sekolah anaknya, bener2 berubah sejak rumah oma dijual, dan setiap anak mendapatkan bagian.
bagaimanapun, dulu dia pernah sangat mempercayaiku.
dia mempercayai semua ide bisnisku, dan percaya bahwa aku mampu melakukannya.
atau mungkin, karena waktu itu dia ga punya uang.
sehingga menjanjikan kalau seandainya punya uang dia akan membiayai ide bisnisku.
tapi begitulah...
setelah punya uang, jangankan berinvestasi, ngembaliin uang yang dia pinjem aja dia ogah.
ditagih, dia malah ngamuk2.
lho? siapa yang ngutang?

lain lagi dengan tante gw.

gw belum lama ini minta tolong ke dia.
bukan minjem uang sih.
cuma minta tolong ambilin rumah buat gw.
gw yang nyicil kreditnya ke bank.


gw bener2 membutuhkan rumah itu.
itu adalah rumah yang dijual sangat murah di lokasi yang sangat bagus.
ngurus kredit ke bank aja, gw bisa dapet cash back lebih dari 50 juta.
karena nilai rumah yang ditaksir bank, memang lebih tinggi dari harga jual sebenarnya.
dan 5 tahun ke depan, bisa dipastikan rumah itu akan bernilai berkali lipat dari sekarang, karena di dekat situ, sementara dibangun mall dan kondominium, dan sebuah perumahan elit.


gw ga mau kehilangan kesempatan itu.
dan gw minta tolong tante gw buat ambilin rumah itu atas nama dia, karena gw dan suami gw ga punya bukti penghasilan (slip gaji atau siup), tapi gw yang bayar setiap bulan ke bank.
dengan cash back lebih dari 50 juta, masakan gw ga mampu membayar cicilan yang jauh lebih kecil?


tante gw menolak.
dengan alasan, dia masi punya banyak pengeluaran untuk rumah barunya.
padahal, dia ga perlu mengeluarkan duit sepeserpun buat gw.
dan renovasi rumah kan ga menghabiskan 600 juta?


tapi ya sudahlah.


ho oh.
gw bener2 lagi sensi.
sensi dengan duit, dan sensi dengan manusia.


karena itu juga, begitu sistem bank lagi gangguan, dan transferan gw ke seorang temen buat bayar utang, dan ke adek gw, ga nyampe dengan mulus ke rekening mereka, sementara sudah didebet dari rekening gw, 
gw bener2 merasa sangat terintimidasi.
sungguh,
takut jangan mereka berpikir...
jangan2 elu yang ga mau bayar utang dan pake alesan segala macam?
atau adek gw mikir,
jangan2 lu ga mau bantu gw saat gw lagi susah?


gw hanya bisa memohon, bantulah aku, untuk tetap mempercayai kebaikanMu.

3 comments:

ini jun said...

we do need money *sighs* hehehe... aku jg sering berpikir, "ah Daddy God, alangkah indahnya hidup kalo aku punya uang yg lebih" hahahah...

dearest Glad, aku pikir.. kalo keluarga kita mengkeraskan hati mrk utk tdk nolong kita, itu bukan krn mereka per se... mungkin aja emang krn Tuhan yg mengkeraskan hati mrk spt itu .. spt Tuhan jg yg mengkeraskan hati Pharaoh utk tidak menolong bangsa Israel... *ngelamun*

glad said...

itu poin yang sangat menghibur, june... thanks :)
1-2 hari terakhir ini gw juga sempat berpikir begitu.
gw urut kisahnya:

1.
gw merit, pingin kecil2an aja, hanya keluarga dan temen2 deket. keluarga suami mati2an mau bikin yg besar2an, karena katanya anak terakhir yang akan menikah. mereka meyakinkan gw dah suami, mereka akan turut menanggung biaya, karena toh, undangan nyaris 90% adalah undangan keluarga.
hasilnya, mereka tiba2 berubah pikiran. meskipun punya duit, mereka hanya membiayai kurleb 15% dari total semua yang diperlukan.
sisanya?
gw dan suami yang mati2an menanggung sisanya.
dan mereka sama sekali ga mau tau.

2.
dengan sisa duit yang ada di tangan, kami mulai berusaha.
mempercayai seorang sodara deket, dengan niat untuk ngebantu dia punya kerjaan sehingga bisa ngebiayain sekolah anaknya.
hasil? duit dibawa lari.

3.
rumah bocor2, kamar ga bisa dipake tidur, karena air mengalir kayak pancuran. duit hasil sana sini, kami putuskan pake buat perbaiki rumah.
pake buruh bangunan yang masi SODARA juga.
lagi2, karena kasian dengan kesusahan hidup keluarganya.
kami tau gimana rasanya susah.
dan dia masi lebih susah dari kami.
hasilnya?
perkembangan 2 hari terakhir, duit dibawa lari juga, dan rumah sama sekali belum selesai direnovasi.
bocor2 di kamar bukannya lebih baik, malah lebih parah.

dan sekarang gw dah ga tau apakah gw ingin menangis atau ingin berteriak, atau ingin mengutuk orang2.
gw dah mulai menjadi seperti mayat hidup.
perasaan gw mulai membeku.

iya, Tuhan menolong.
tapi kadang aku merasa, apakah akan begini terus setiap waktu?
bukan hal yang indah, setiap saat terlalu bergumul dengan hidup.

tahun ini, aku sudah melewati 3 peristiwa yang cukup mengguncang.
itu belum termasuk peristiwa, tanah dan perkebunan milik suami, tiba2 diambil alih oleh kakaknya, dan sepeserpun hasil ga diberi sama kami.
dan demi alasan menjaga kedamaian persaudaraan, suami memutuskan untuk ga mempersoalkannya.

andai semua itu ga terjadi...
aku bisa hidup lebih enak.
aku sudah bisa nyicil rumah,
nyicil mobil,
dan memberi perawatan yang lebih baik untuk calon anakku.
hey, aku lagi hamil! :)

sudah tidak bisa menangis lagi.
sudah tidak bisa berteriak.
bahkan sudah tidak bisa berpikir lagi.

tahun ini kemalangan begitu banyak.

akhirnya tadi malam, seperti orang tolol, aku menghadap Tuhan dan bertanya,

"sebenarnya apa yang Kau mau?"

ini jun said...

good :) keep on asking that... tanya jg, km lagi d kurikulum pelajaran apa .. hehehe, biar cepet belajar dan lulusnya, Glad :) btw, mungkin mendingan pake jasa non-keluarga skrg ini :) but then again... non-keluaga jg bisa bawa lari duit pula >_<

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know