Firaun

pertanyaanku tadi malam pada Tuhan, apa yang Kau mau?


dan kemungkinan yang dilontarkan june, tentang Tuhan yang mengeraskan hati firaun, mengusikku.


june benar.
dan pertanyaan yang ku lontarkan juga tepat.


dalam kemalangan2 ini, mau tidak mau diam2 aku berpikir,
apakah aku melakukan kesalahan, Tuhan?
dan yang untuknya, aku harus dihukum supaya aku bertobat?


karena seperti yang sudah ku katakan berulang-ulang,
aku sama sekali tidak merasa membuat kesalahan dalam peristiwa2 ini!


aku merasa seperti dikutuk!


tapi, aku tau pasti, aku sama sekali tidak dikutuk!
oh, mengatakan aku berada di bawah kutukan, sama saja dengan menghina darah Kristus yang sudah membebaskan aku.


tapi persoalan-persoalan yang bikin frustasi ini, muncul berurutan, seperti tidak memberi aku kesempatan sejenak bahkan untuk sekedar menarik nafas.


baru saja aku mengucap syukur untuk kelepasan dari Tuhan, 3 hari kemudian, persoalan yang lain bermunculan. dan aku, BERJUANG LAGI.


seperti tidak habis-habisnya...


dan firaun!
nama itu, dan kisah Tuhan mengeraskan hatinya, mengusikku dengan sebuah cara yang manis sekali.


Dia mengeraskan hati firaun.
untuk menunjukkan siapa Dia. untuk menunjukkan kuasaNya, dan mematrikan namaNya sepanjang sejarah.


Dia bisa saja membuat firaun dengan mudah membiarkan Israel pergi.
tapi Dia tidak melakukannya.


dan sekarang, pertanyaan yang paling penting:


di manakah Israel saat itu?
... ... di tempat di mana tidak seharusnya ia berada.






















kami benar2 harus pindah Jakarta.

4 comments:

ini jun said...

hahahha... kalo memang Tuhan panggil km ke jkt, pasti pintu akan d bukakan ^^ tp bener tuh apa yg Glad renungkan mengenai gara2 Tuhan pengen menunjukkan siapa Dia, maka Dia perlu pakai kekerasan hati Firaun :)

glad said...

mike punya perenungan yang lain.
dia bilang gini:
ada kemungkinan yang lain, selain Tuhan ingin menunjukkan siapa diriNya.
mungkin juga, bila Tuhan membuat firaun dengan mudahnya mengijinkan bangsa Israel pergi,
Israel sendirilah yang ogah pergi.\
toh,
setelah beberapa tulah, Israel masih ngamuk2 ma musa.
toh, sebelum menyebrang laut merah, Israel masih bilang jauh lebih baik ada di Mesir.
toh, saat ga ada daging, mereka menyalahkan musa dan Tuhan.

ada kalanya, Israel harus ditekan sedemikian rupa, supaya mereka mau tidak mau pergi ke tempat yang diinginkan Tuhan.

mengenai pintu yang dibukakan:
gw sih melihat pintu2 SANGAT dibukakan.
tapi ada banyak peristiwa yang terjadi, yang mengalihkan fokus.

dan bahkan, jika seandainya pun Tuhan tidak membukakan pintu,
jika kita tau persis ke tempat mana yang Dia inginkan, kita harusnya taat saja, meskipun kita ga tau bagaimana melakukannya.

kadang hidup itu seperti imam2 yang menyebrangi sungai yordan.
Tuhan tidak membelah sungai itu saat mereka hendak menyebrang.
Tuhan tidak menyediakan jalan apapun.
dan jika para imam menunggu jalan dibukakan, mereka tidak akan pernah sampai di seberang sampai kapanpun.

mereka taat.
mereka menyeberang.
sekalipun tidak ada jalan untuk menyeberang.
tapi saat kaki mereka masuk ke dalam air, sungai itu terbelah.

kadang kita harus mengambil langkah iman.
sekedar melangkah karena mempercayai Tuhan.
meskipun tidak ada jalan yang terbuka.

haih.
jadi lebih pusying.

Na said...

Wkwkwk belum 'nyampe' nih elmunya.. jadi ga bisa komen.. tapi tetap menyimak kok ;)

Na said...

Oia kebetulan keinget artikel ini.. ngga tau sih nyambung atau ngga wkwkwk..

http://www.sahabatsurgawi.net/indri%20gautama/indri_masuk1.html

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know