Duka terdalam

bukan kehilangan penyebab duka terdalamku.
aku tau, adikku baik2 saja. bahkan jauh lebih bahagia di sana daripada di sini.
(akupun kadang ingin pulang)


juga bukan kenangan penyebab duka terdalamku.
kadang2 aku memang menangis jika teringat hal2 indah dan berharga yang kami alami bersama.
aku juga menangis dengan lebih keras, jika teringat percakapan2 menakjubkan yang terjadi di antara kami.


dan aku bisa mengatakan, tidak ada seorangpun juga di dunia ini yang bisa melakukannya sebaik adikku.
tidak ada seorang saudara, maupun sahabat dekat, yang bisa berbicara denganku dengan cara yang dia lakukan.
hubungan kami sangat berharga.
kami bukan hanya bersaudara.
kami juga bersahabat.
dan lepas dari kekurangan2 manusiawi kami, kami sangat saling mengasihi.


kami juga saling mendoakan dalam segala sesuatu.
saling mendukung, dan saling menopang.
kami berbagi kesedihan dan sukacita lebih dari yang dilakukan adik kakak lainnya.


dan ku pikir,
jika mami dan papi merasa, merekalah yang paling berduka, mungkin kali ini mereka keliru.


akulah yang paling berduka.
aku yang paling terguncang.
akulah yang paling tidak bisa mengerti mengapa harus seperti ini.


adikku memang pulang sakit.
dan banyak sekali uang yang dikeluarkan untuk pengobatannya.


aku juga lagi hamil tua.
dan nyawaku terancam karena dokter mengharuskan operasi, sementara kami bahkan tidak punya uang untuk melahirkan normal.


waktu kelahiran normal semakin mendekat, hanya tinggal 1-2 minggu. dan sebelum terjadi kontraksi, aku harus melahirkan. sebab bila terlambat, akan sangat membahayakan nyawaku.
dan kontraksi itu kapan saja bisa terjadi.


lalu adikku tiba2 dibawa Tuhan.
hanya setengah jam.
begitu cepat. sangat cepat.


dan dalam 3 hari, kami menerima dana duka.
jumlahnya cukup untuk operasi ceasarku.


bagaimana aku tidak akan menangis?
bagaimana aku tidak akan benar2 sangat berduka?
bagaimana aku tidak akan seperti orang gila memikirkan adikku?
bagaimana aku bisa menerima semua ini begitu saja?


biaya menyelamatkan nyawaku,
biaya kelahiran anakku,
semuanya diperoleh karena kematian adikku?


apakah tidak ada cara lain ya Tuhan?
apakah tidak ada cara lain?
apakah tidak ada cara lain, selain mengambil adikku untuk menyelamatkan aku?


aku merasa berhutang nyawa pada adikku.
dan aku mulai membenci karuniaku.


apa untungnya mengetahui kapan seseorang akan pergi, jika aku ternyata tidak bisa melakukan apa2?
Tuhan, untuk apa sebenarnya aku diberitahu?


kadang2 aku merasa akulah penyebab kematian adikku.
aku merasa, karena nubuatanku lah dia pergi.
mungkin kalau aku tidak diberitahu...
mungkin kalau aku tidak mengatakan apa2 tentang mimpi2ku...
mungkin dia masih hidup.


aku pernah mengetahui tentang seseorang yang mati di dalam sebuah gudang pendingin kereta api.
orang itu mati karena beku.
tapi persoalannya, malam dia mati itu, pendingin di gudang tersebut sedang rusak, dan suhu gudang itu adalah suhu yang normal.
pikirannyalah yang membuat dia mati.
kepercayaannya sendirilah yang membuat orang itu mati membeku.
bukan gudang pendingin.


dan kisah itu menghantuiku hari2 ini.


Tuhan tolonglah.
aku tidak tau bagaimana cara membedakannya.
dan aku takut sekali.


mungkin takut bagaimana menghadapi diriku jika suatu hari nanti terbukti akulah penyebab semuanya.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know