Merry Christmas! Do I care? hey, Merry Christmas!!

percayalah, keadaanku benar2 sulit.
dan ini sama sekali tidak ku dramatisir :D
tapi kalau kau menganggapku melebih-lebihkan penderitaan, aku juga bisa mengerti, dan tidak mempersalahkanmu :)


aku ingat begitu banyaknya peristiwa penderitaan yang ku saksikan dalam hidupku, dan yang sama sekali tidak ku pedulikan.


aku ingat seorang anak komunitas yang punya 4 orang adik yang berasal dari ayah yang berbeda-beda.
jadi, mamanya menikah dengan 5 pria yang berbeda, melahirkan dia dan 4 adiknya.
dan dia sendiri tidak pernah bertemu dengan ayahnya seumur hidupnya.
usianya saat itu baru 16 tahun (sekarang mungkin sudah 20 tahun), belum tamat smu, dan dia harus bekerja menghidupi seluruh keluarganya. mamanya tidak bekerja, dan tidak ada satupun dari kelima orang yang pernah menjadi suaminya itu yang memberi nafkah.
kadang2 mereka hanya makan sekali sehari.
kadang2 juga tidak makan sama sekali.
apakah aku peduli?
oh yeah, aku peduli.
aku berdoa buat mereka.
kadang2 aku memberi uang juga.


tapi setelah melewati saat2 yang sangat menyesakkan ini, apa yang ku lakukan kini tidak tampak seperti kepedulian lagi.
karena jika aku sungguh2 peduli, kepedulian itu akan menggerakkan aku melakukan jauh lebih banyak lagi.
pada kenyataannya, jika aku mau sungguh2 berkorban, aku pasti bisa melakukan jauh lebih banyak lagi.
persoalannya,
aku tidak tau bagaimana rasanya tidak pernah makan dalam sehari.
dan tidak tau bagaimana rasanya menjadi remaja usia 16 tahun yang harus berhenti sekolah untuk bekerja membiayai seluruh keluarga.
belum lagi bergumul untuk mengampuni mama dan papa.


apakah aku peduli pada tanteku?
mungkin sebenarnya tidak.
karena aku tidak pernah tau bagaimana rasanya menjadi seorang ibu rumah tangga dengan suami kurangajar, dan 2 orang anak yang harus sekolah.
aku tidak tau bagaimana rasanya menjadi seorang wanita yang ditinggalkan dengan alasan yang sangat tidak masuk akal.


ada pula seorang teman yang lain,
yang suaminya galak minta ampun.
bertahun-tahun dia stress.
anak semata wayangnya juga lahir, hasil "paksaan" suaminya.
dan setelah semua "kejahatan" suaminya, tiba2 suaminya kena stroke.
sehingga dia yang harus membiayai semua biaya rumahtangga dan juga pengobatan suaminya.
apakah aku peduli?
tidak.
aku malah membenci setiap kalimat mengasihani diri sendiri yang diucapkannya sepanjang tahun.
karena aku tidak tau bagaimana rasanya punya suami seperti itu.
bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya diperkosa oleh suami sendiri.
aku tidak peduli,
karena aku tidak tau bagaimanakah perjuangannya.


aku lelah dengan kenegatifan banyak orang di sekelilingku.
terasa seperti menyeretku ke dalam arus yang sangat berat.
aku menamai mereka energy sucker.
dan aku tidak suka berada di sekitar mereka.


itu hanya 3 kasus.
kalau kau mau,
aku bahkan bisa menyebutkan 100 kasus lagi.


tapi lihatlah, bukankah hari ini aku mulai menyerupai mereka?
menjadi negatif, dengan kisah tragis yang terasa tak habis2nya?


karena itulah, natal kali ini mengubah aku.
aku tiba2 melihat segala sesuatu dari perspektif yang berbeda.
umm, bukan perspektif.
lebih tepatnya,
dari hati yang berbeda.


aku ternyata tidak pernah sungguh2 mengetahui apa yang terjadi dalam pergumulan hidup orang2 lain.
aku tidak tau bagaimana rasanya...
dan aku menjadi seseorang yang sangat mudah menghakimi kesesakan orang lain dengan sangat kejam.
hanya karena kesesakan itu tidak ku pahami....


aku bertobat.

2 comments:

ini jun said...

aww, glad ^^ aku perlu bertobat jg :)

glad said...

mari kita sama2 bertobat ;))

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know