aku dan Kau

apakah kamu pernah menimbun banyak hal seperti kemarahan atau kesedihan dalam waktu yang cukup lama, kemudian tiba2 terlepas, terlampiaskan, dalam intensitas emosi yang lebih daripada biasanya?
apakah kamu ingat, mengapa kamu harus menimbunnya dalam hati, sementara kamu sendiri tau bahwa jauh lebih baik kalau dikeluarkan?


mungkin kamu menimbunnya karena alasan2 moral, atau karena enggan menciptakan konflik, atau karena 1001 alasan bijak yang kamu berikan kepada diri kamu sendiri.


namun intinya, kamu menimbunnya jauh di dalam hati.
dan itu semua ternyata bukannya hilang, malah hanya menanti waktu yang tepat untuk meluber keluar dengan cara dan bentuk yang mungkin ga kamu sangka, atau ga kamu inginkan.
atau, kalau kamu ternyata mampu menyimpannya terus, dan mampu mengendalikannya sehingga tidak meluber keluar, kamu tiba2 mendapati diri kamu sudah bukan lagi seperti yang dirimu sendiri kenal, dan kamu tidak tau when it's started.


sama seperti 2 orang kekasih yang sebenarnya sangat saling mencintai.
tidak ada yang berubah.
perhatian, waktu, standar hubungan, ungkapan-ungkapan kasih, tidak ada yang berubah.
sampai suatu ketika, salah seorang memutuskan untuk mengakhiri hubungan cinta itu.


semua orang tidak ada yang percaya dengan akhir hubungan itu, karena tidak ada sesuatupun yang kelihatan, yang bisa dijadikan alasan.
sebab tidak ada sesuatupun yang berbeda.
mereka berdua masih kelihatan sangat saling mencintai.


namun ternyata, hal-hal kecil yang tertimbun, yang tidak terselesaikan, bisa mengubah begitu banyak hal.


begitulah hubunganku dengan Tuhan sekarang.


apakah masih bercakap-cakap? tentu saja.
apakah masih bersama? yeah.
apakah aku masih suka mendengarkan perkataanNya? sangat.
apakah aku masih merindukannya? more than you can imagine.
apakah aku masih melakukan hal-hal kecil dan besar yang ku tau Dia sukai? ya.
apakah Dia masih mencintaiku? pertanyaan bodoh.


tapi aku menyimpan sesuatu di dalam hatiku.
dan awalnya aku bahkan tidak menyadarinya.


aku tidak mempercayaiMu...
di hatiku Kau sudah tidak bisa ku percaya.
Engkau sudah mengecewakanku.
aku tidak percaya Kau melakukan ini padaku.
Teganya... bukankah Engkau Tuhan?
Kau mampu melakukannya...
dan Kau tau aku sangat menginginkannya.
Kau tau, jika Kau tidak melakukannya, aku akan larut dalam duka yang sangat dalam...
Kau mampu melakukannya, mengapa tidak Kau lakukan?
apakah diam2 Kau sebenarnya senang jika melihat aku seperti ini?
dan aku tidak mempercayaiMu lagi....
inikah yang Kau sebut cinta?
seperti inikah caraMu mencintaiku?


tapi tidak tau mengapa aku hanya berani mengatakannya pada diriku sendiri.
tidak tau mengapa aku tidak berani mengatakannya di hadapanMu.


tadi malam aku hanya bisa menangis dan berseru,
tolonglah aku... tolonglah aku...
tolonglah aku.
tinggal sedikit waktu lagi ku rasa aku akan meninggalkanMu.
tolonglah aku.


---------------------------------------------------


malam yang sama, aku bermimpi.
adikku di sorga, duduk dan memandang kepadaku dari sana. di sebelahnya ada beberapa makhluk sorgawi.


dia menunjukku dan berkata pada makhluk2 sorgawi itu,


itu kakakku.
aku ingat waktu dia menikah dulu, ada teh pae sebelum ke gereja. 
di perjalanan ke gereja, di mobil, hanya ada aku, kakakku dan suaminya, serta sopir.
kami bertiga menghitung angpao dari teh pae. karena sudah di hari pernikahan itu, resto belum lunas dibayar. dan kami tidak punya uang lagi.
aku bertanya, mau ngasi berapa ke gereja.
dia memberi jawaban yang mengagetkan semua orang.
"berikanlah semuanya untuk Tuhan".
dan Tuhan benar2 menolong dia.
I really proud of her.


------------------------------------------------------

airmataku mengucur deras.
di mimpi itu, dan sepanjang hari ini.

1 comments:

ini jun said...

dalem, glad... aku sendiri, lg gak mabok kepayang dgn cinta ama Tuhan... skrg lg bnyk masa sunyi nya... tp mo kemana lagi? aku cuma punya Dia seorang... heheehhe....

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know