sudah beberapa kali aku terkena 'kasus' di fb :D
and that's why aku membuat fb mpe 2 :D
yang satu adalah fb serius.
hanya berisi orang2 dekat.
so di situ aku bisa update status dengan segenap hatiku, apa adanya diriku.
karena aku tau apapun yang ada dalam pikiranku, atau seperti apapun aku, aku akan tetap dicintai oleh orang2 yang berada di sana.


di fb yang itu juga aku akan bebas bertukar pikiran, bahkan berdebat, dengan bebas.


berbeda dengan fb yang satu.


di fb yang di dalamnya ada berbagai-bagai macam orang, hanya ku pergunakan sesukaku.
tidak perlu benar.
maksudku dengan tidak perlu benar adalah....
aku tidak perlu menjelaskan apa yang ku maksudkan semua yang ku lakukan di fb itu.
tidak perlu menjelaskan apa maksud statusku.
tidak perlu menjelaskan pada semua orang setiap perkataan yang ku tulis di situ.


bukan hanya fb.
tapi di kehidupan nyata juga aku sudah mulai mengelompokkan orang dalam kelompok2 tertentu.


ada kelompok yang ku ijinkan dekat denganku.
dan ada juga yang tidak akan ku ijinkan sama sekali menyentuh area hatiku.


bayangin, dulu banget pernah iseng2 ngomong gini ke temen:
"horeeee.... ntar lagi aku merit dengan tuan tanah di jayapura. bokapnya punya 400 hektar tanah, dan itu semua sekarang jadi punyanya dia. dan tanah itu mau gw jadiin persis farmville gw di fb"


dan mulai sejak itu, bahkan sampai hari ini, si teman tetap menganggap bahwa aku menikah dengan suamiku karena dia kaya. supaya aku dapat banyak harta :(

tanpa tau sama sekali, bahwa 400 hektar tanah itu adalah tanah yang dibeli untuk digunakan jemaat gereja.

itu adalah tanah Tuhan.
tanah itu untuk ditanami tanaman2 yang bisa memberi makan banyak orang di papua.
tanah itu untuk didiami jemaat2 yang tidak punya tempat untuk mendirikan rumah.
dan tanah itu diberi kepada anaknya yang dalam pelayanan.
.... tanpa tau sama sekali bahwa 400 hektar di papua, harganya tidak seperti 400 hektar tanah di manado.

itu hanya sebuah contoh.
tak terhitung yang terjadi di fb :)


jika aku menulis:
"terima kasih ya Tuhan, untuk rumah baruku. terima kasih untuk halamannya yang besar. terima kasih untuk lokasinya yang sangat baik. terima kasih karena rumahku berdiri di lokasi paling elit di kota kami. terima kasih untuk kebaikanMu."


maka mungkin akan ada lagi yang protes. mengomentari bahwa aku adalah orang yang sangat tinggi hati. haha.


tapi apakah mereka tau, apakah itu adalah suara kesombongan, ataukah suara iman yang sementara ku perdengarkan karena begitu aku percaya bahwa Tuhan mau memberiku rumah baru, yang layak ditinggali?


dan aku ingin tau, apakah kalau kamu diberikan Tuhan sebuah rumah besar di lingkungan paling elit di kotamu, apakah kamu akan bersyukur atau mengeluh? hahahaa...
kalau jawabannya bersyukur, kenapa mempersoalkan aku yang lagi bersyukur? :p huahahahaha.
memang banyak orang yang munafik.


ada lagi seorang teman yang mengkhotbahi aku panjang lebar.... nyaris 1 jam. bahkan aku sudah lupa apa aja isi khotbahnya, karena aku kasi tau dia, aku baru aja ditampar istri seorang pendeta.


intinya, aku lagi berbuat kebaikan yang luar biasa baiknya ke istri pendeta itu, dan balasannya aku ditampar dan diteriakin, dimaki-maki di depan banyak orang.
tapi aku tetap diam, dan terus melakukan kebaikan padanya.


si teman mengkhotbahi.
katanya ga layak aku berbuat kebaikan sama orang yang seperti itu. lagipula dia itu istri pendeta, dia juga pelayanan mimbar. harusnya dia menjadi teladan.
lengkapnya aku lupa.
karena hampir 1 jam dia cuap2 di depanku.
siapa juga yang ingin mendengar dengan seksama? huahahaha....


sayangnya si teman itu tidak tau, kalau istri si pendeta itu sakit jiwa, dan memang memerlukan pertolongan.
sakit jiwa karena trauma kehidupan yang sangat menyedihkan.
dia juga sementara berjuang habis2an untuk sembuh dari sakit itu.
dan sudah mengorbankan begitu banyak hal supaya bisa keluar dari traumanya.


si teman itu tidak tau, karena dia tidak mengijinkan aku menjelaskan.
dia sibuk dengan penghakimannya, sambil membawa-bawa firman Tuhan, dan mengaku2 bahwa karena dia sangat cinta Yesus maka berbicara seperti itu.


kakakku bilang, kita diijinkan menghakimi oleh Yesus, tapi menghakimilah dengan adil.
adilkah hakim yang menghakimi tanpa memeriksa? tanpa memeriksa yang manakah FAKTA dan yang manakah OPINI?


ah sudahlah.
hanya sekedar mengeluarkan uneg2.


pada saat pelacur itu dibawa kepada Tuhan, menurut hukum yang diberi kepada musa, dia harus dilempari dengan batu sampai mati.
Tuhan tidak menghukum dia.
Tuhan berkata,
"pergilah.... " 

Dia mengampuni. 
Dia mengasihi terlebih dulu, barulah dia menyebutkan aturannya,
"..dan jangan berbuat dosa lagi."

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know