Biar KemurahanMu Menyertaiku

apakah aku sudah pernah mengatakan bahwa adikku terkena sakit paru2? dan bahwa paru2nya sudah berwarna kelabu? dan bahwa hanya untuk minum 1 teguk air saja, dia membutuhkan lebih dari 1 menit?


dan juga bahwa dia sudah kelihatan sangat kurus, sehingga kelihatan 10 tahun lebih tua dariku?


dan apakah aku juga sudah pernah menceritakan apa yang terjadi dengan diriku, setelah divonis mengidap jantung sementara karena hormon kehamilan, yang dipicu oleh musik hingar bingar tetangga?
oh, aku bahkan sudah lupa apa saja yang pernah ku ceritakan, karena sudah begitu lamanya blog ini tidak ter-update, dan sudah begitu lamanya pikiranku kusut :p


baiklah. kita mulai saja dari hal terakhir yang ku ingat.


hmm.
hal terakhir yang ku ingat adalah ini:
ada seorang teman yang peduli dengan keadaanku dan keadaan janinku.
kebetulan, dia punya usaha jual beli voucher hotel berbintang.
dia memberiku voucher hotel sebulan penuh.
supaya aku bisa tinggal sementara di sana.


aku sama sekali tidak bisa tinggal di rumah.
adikku benar2 sakit, perhatian semua orang tertuju padanya, dan dia memakai kamar tidur kami.
selain itu,
menurut dokter, sakitnya itu bisa menular.
berbahaya untuk ibu hamil sepertiku, dan berbahaya bagi janinku.


lalu setelah 1 bulan voucher itu, tidak ada voucher lagi.
sebenarnya bukan karena ga dikasi sama temenku itu.
tapi karena semua hotel di manado yang bekerjasama dengannya itu, penuh.
ada musyawarah besar gereja, dengan peserta dari 33 daerah.
kami kehabisan kamar.


sekilas, mirip kisah Tuhan Yesus. semua penginapan penuh. dan tidak ada tempat untuk berbaring.
ku rasa aku bisa mengerti bagaimana perasaan maria saat itu.
kurang lebih, dia juga pasti lagi hamil tua sepertiku.
kalau kau pikir menjadi seorang maria itu mudah,
itu hanya karena kau belum pernah menjadi perempuan hamil dengan usia kandungan hampir 9 bulan, dan berkeliaran di jalan, tanpa tau di manakah harus menginap.


tentu saja ada rumah saudara, ada rumah oma, dan ada penginapan2 kecil.
tapi tidak ada satupun dari tempat2 itu, yang cukup tenang untuk kondisi jantungku.


kami berkeliaran di jalan (untung ada mobil tua yang dipinjamkan), benar2 tidak tau ke mana harus pergi.
tanpa arah, seperti orang sinting.


akhirnya, tempat terakhir, hanyalah pulang kembali ke rumah.
kami tau, berlama-lama di rumah bisa membahayakan diriku dan janinku.
kami juga tau,
tidak ada tempat lagi bagi kami untuk tidur.
tapi setidaknya,
mungkin masih ada sofa untuk suamiku,
dan tikar untukku.
sungguh, aku ingin menangis.
tapi tidak ada yang akan terjadi jika aku menangis.
aku memutuskan untuk menghadapinya dengan tegar.


kami mencoba meminta bantuan.
berkunjung ke rumah saudara2 dekat suamiku, melihat siapa tau ada tempat untuk kami sekalipun hanya untuk 1-2 hari, dan hari ke 3 biarlah kami beriman lagi.
fyi. saudara2 suamiku itu tinggal 1 setengah jam perjalanan dengan mobil (dan ngebut, plus nerobos lampu merah) dari kota manado.


tapi tidak ada yang bisa memberi tumpangan.


... ...


kami saat ini tinggal di rumah.
sofa dan tikar.


dan 2 hari yang lalu, aku duduk di kursi plastik yang ternyata sudah tua dan lapuk.
kursi itu patah.
dan aku jatuh.
sejak itu tulang punggungku sakit sekali.
begitu juga kaki kiriku.
dan perut bagian bawahku.

aku sangat sulit berdiri. apalagi berjalan.

walau bagaimanapun, aku masih percaya pada setiap janji Tuhan.
kasihanilah aku.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know