Malaikat itu.

"kalo begitu, ayo kita temui malaikat yang di depan itu. siapa tau dia mengetahui sesuatu. siapa tau dia bisa menjawab pertanyaan2 kita." kataku.


joen setuju, dan setengah berlari kami menuju depan tenda.


aku tidak bisa melihat dia.
aku hanya bisa melihat ke arah mana mata joen tertuju.
dan aku berdiri di depan joen, supaya dia ga dikira gila ngomong sendirian.


kami hanya mengajukan satu pertanyaan,
"apakah kami berhasil? apakah Allah memberikan anugerahNya?"












si malaikat nyerocos dengan banyak perumpamaan yang tidak kami mengerti, sampai2 joen menyela dan minta supaya dia bicara dengan kata2 yang lebih sederhana.


sekitar 15 menit kami bercakap-cakap, tapi dia tetap tidak mengatakan apapun.
15 menit itu lebih banyak berlalu dengan diam.


aku sudah mulai menangis seperti anak kecil, dan bergumam, apakah kami tidak berhak mengetahui jawaban doa kami?


setelah keheningan yang lama, dia akhirnya berkata,
"aku hanya bisa bilang, kalian tidak akan dikecewakan."


airmataku mengalir deras.
teringat semua yang pernah aku dengar tentang kasih setia Tuhan dan belas kasihanNya.
teringat perkataanNya, mintalah apa saja dalam namaKu dan kamu akan menerimanya.
teringat bahwa Dia mengasihiku.
teringat kisah musa yang meminta namanya dihapus dari kitab kehidupan jika Tuhan tidak mengampuni Israel yang bebal.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © Yes, I know