0

Pantas saja banyak orang jagoan khotbah, tapi tidak menghasilkan apa2.

seorang teman nanyain kabar keluargaku.


aku menjawab, aku dan mike baik2 aja. tapi mami papi masi suka nangis terisak-isak, bahkan tereak2 sekalipun tengah malam kalo inget joen.


dia:
"hah?? ga ada frater atau romo atau petinggi gereja yang bisa memberi penggembalaan ke mereka, untuk mengubah paradigma mereka??"


aku:
"aku dan kamu, dan para petinggi gereja belum pernah punya anak yang meninggal. we just dont know how it feels. jadi bagaimana mungkin kita bisa ngasi perfect advice?"


dia:
"tapi ga ada benefits nya melakukan itu."


aku:
"aku sampe sekarang kalo inget joen, masi nangis terisak-isak. aku tau faktanya, she's with God, live happier di sorga, bla bla bla..... tapi tetep, terisak-isak.
apa ada benefitsnya? dunno and dont care. sounds stupid. tapi kalau tentang perginya orang yang sangat kita cintai, it's not about benefits. sekedar menangis.
kalau aku, aku merasa aku membutuhkannya."


dia:
"ya oklah. gw hanya mau ingetin bahwa ada banyak orang yang lebih membutuhkan perhatian kita. lebih baik kita fokus ke orang2 yang masih hidup aja."


aku:
"betul. dan SEMUA orang tau itu. bicara memang mudah."


dia:
"jadi, kalau mereka berteriak di rumah, dan menganggu bayi kamu, kamu pikir itu sesuatu yang wajar? menurutku kalau fokus kalian itu pada orang2 yang masih hidup, maka tidak akan ada teriakan yang akan menganggu bayimu."


aku (dalam hati):
"sorry??"


pernah tau apa arti teriakan?
pernah tau bahwa teriakan itu ada range suara?
pernah tau bahwa teriakan itu bisa lebih pelan volumenya dari sinetron tv ibu2 di kompleks?
kalau ga tau,
coba deh tes suara.
tereak sono.
baru kamu akan ngerti kalau teriakan itu tidak akan mengganggu bayi. apalagi membunuhnya :D
yah kecuali kamu tereak persis di depan pintu kamar bayi, atau 2 meter dari telinga bayi. ya laen lagi ceritanya.
itupun ada pengecualian juga. kalau bayinya lagi bangun, lagi asik main, atau lagi tidur sangat nyenyak seperti rapha, sama sekali ga akan ada masalah. hahahaha....


atau jangan2, ga ngerti beda tereak dan menjerit? wakakakakaka....


---------------------------------
0
sudah beberapa kali aku terkena 'kasus' di fb :D
and that's why aku membuat fb mpe 2 :D
yang satu adalah fb serius.
hanya berisi orang2 dekat.
so di situ aku bisa update status dengan segenap hatiku, apa adanya diriku.
karena aku tau apapun yang ada dalam pikiranku, atau seperti apapun aku, aku akan tetap dicintai oleh orang2 yang berada di sana.


di fb yang itu juga aku akan bebas bertukar pikiran, bahkan berdebat, dengan bebas.


berbeda dengan fb yang satu.


di fb yang di dalamnya ada berbagai-bagai macam orang, hanya ku pergunakan sesukaku.
tidak perlu benar.
maksudku dengan tidak perlu benar adalah....
aku tidak perlu menjelaskan apa yang ku maksudkan semua yang ku lakukan di fb itu.
tidak perlu menjelaskan apa maksud statusku.
tidak perlu menjelaskan pada semua orang setiap perkataan yang ku tulis di situ.


bukan hanya fb.
tapi di kehidupan nyata juga aku sudah mulai mengelompokkan orang dalam kelompok2 tertentu.


ada kelompok yang ku ijinkan dekat denganku.
dan ada juga yang tidak akan ku ijinkan sama sekali menyentuh area hatiku.


bayangin, dulu banget pernah iseng2 ngomong gini ke temen:
"horeeee.... ntar lagi aku merit dengan tuan tanah di jayapura. bokapnya punya 400 hektar tanah, dan itu semua sekarang jadi punyanya dia. dan tanah itu mau gw jadiin persis farmville gw di fb"


dan mulai sejak itu, bahkan sampai hari ini, si teman tetap menganggap bahwa aku menikah dengan suamiku karena dia kaya. supaya aku dapat banyak harta :(

tanpa tau sama sekali, bahwa 400 hektar tanah itu adalah tanah yang dibeli untuk digunakan jemaat gereja.

itu adalah tanah Tuhan.
tanah itu untuk ditanami tanaman2 yang bisa memberi makan banyak orang di papua.
tanah itu untuk didiami jemaat2 yang tidak punya tempat untuk mendirikan rumah.
dan tanah itu diberi kepada anaknya yang dalam pelayanan.
.... tanpa tau sama sekali bahwa 400 hektar di papua, harganya tidak seperti 400 hektar tanah di manado.

itu hanya sebuah contoh.
tak terhitung yang terjadi di fb :)


jika aku menulis:
"terima kasih ya Tuhan, untuk rumah baruku. terima kasih untuk halamannya yang besar. terima kasih untuk lokasinya yang sangat baik. terima kasih karena rumahku berdiri di lokasi paling elit di kota kami. terima kasih untuk kebaikanMu."


maka mungkin akan ada lagi yang protes. mengomentari bahwa aku adalah orang yang sangat tinggi hati. haha.


tapi apakah mereka tau, apakah itu adalah suara kesombongan, ataukah suara iman yang sementara ku perdengarkan karena begitu aku percaya bahwa Tuhan mau memberiku rumah baru, yang layak ditinggali?


dan aku ingin tau, apakah kalau kamu diberikan Tuhan sebuah rumah besar di lingkungan paling elit di kotamu, apakah kamu akan bersyukur atau mengeluh? hahahaa...
kalau jawabannya bersyukur, kenapa mempersoalkan aku yang lagi bersyukur? :p huahahahaha.
memang banyak orang yang munafik.


ada lagi seorang teman yang mengkhotbahi aku panjang lebar.... nyaris 1 jam. bahkan aku sudah lupa apa aja isi khotbahnya, karena aku kasi tau dia, aku baru aja ditampar istri seorang pendeta.


intinya, aku lagi berbuat kebaikan yang luar biasa baiknya ke istri pendeta itu, dan balasannya aku ditampar dan diteriakin, dimaki-maki di depan banyak orang.
tapi aku tetap diam, dan terus melakukan kebaikan padanya.


si teman mengkhotbahi.
katanya ga layak aku berbuat kebaikan sama orang yang seperti itu. lagipula dia itu istri pendeta, dia juga pelayanan mimbar. harusnya dia menjadi teladan.
lengkapnya aku lupa.
karena hampir 1 jam dia cuap2 di depanku.
siapa juga yang ingin mendengar dengan seksama? huahahaha....


sayangnya si teman itu tidak tau, kalau istri si pendeta itu sakit jiwa, dan memang memerlukan pertolongan.
sakit jiwa karena trauma kehidupan yang sangat menyedihkan.
dia juga sementara berjuang habis2an untuk sembuh dari sakit itu.
dan sudah mengorbankan begitu banyak hal supaya bisa keluar dari traumanya.


si teman itu tidak tau, karena dia tidak mengijinkan aku menjelaskan.
dia sibuk dengan penghakimannya, sambil membawa-bawa firman Tuhan, dan mengaku2 bahwa karena dia sangat cinta Yesus maka berbicara seperti itu.


kakakku bilang, kita diijinkan menghakimi oleh Yesus, tapi menghakimilah dengan adil.
adilkah hakim yang menghakimi tanpa memeriksa? tanpa memeriksa yang manakah FAKTA dan yang manakah OPINI?


ah sudahlah.
hanya sekedar mengeluarkan uneg2.


pada saat pelacur itu dibawa kepada Tuhan, menurut hukum yang diberi kepada musa, dia harus dilempari dengan batu sampai mati.
Tuhan tidak menghukum dia.
Tuhan berkata,
"pergilah.... " 

Dia mengampuni. 
Dia mengasihi terlebih dulu, barulah dia menyebutkan aturannya,
"..dan jangan berbuat dosa lagi."

 
Copyright © Yes, I know